:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1867074/original/084795000_1517823856-Ustaz_Abdul_Somad__8_.jpg)
Pengakuan serupa bahkan juga disampaikan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla. JK pun menilai harus adanya evaluasi dari masyarakat maupun pihak Abdul Somad terkait kejadian tersebut.
Tentu kita prihatin itu bahwa Ustaz Abdul Somad yang terkenal begitu. Tapi bukan ditolak oleh aparat, masyarakat memang ada pro-kontra," ujar JK di Kantor Wapres, Jalan Merdeka utara, Jakarta, Selasa (4/8/2018).
Dia pun berharap ada evaluasi untuk mencari tahu apa penyebab masyarakat menolak ceramah dai asal Provinsi Riau itu.
"Tapi ini disamping tentu kita harus lihat kenapa, tentu juga evaluasi secara keseluruhan. Evaluasi di masyarakat, juga Ustaz Somad sendiri mungkin ada sesuatu yang tidak sesuai," kata JK.
JK menilai selama Somad berceramah tidak ada masalah. Dia juga memberikan fasilitas untuk Somad berceramah.
"Ya tentu kita memberikan fasilitas. Kalau dia ceramah di masjid, silakan, bagus. Tidak ada masalah. Tidak pernah ada masjid yang menolaknya," ucap JK.
JK pun menilai sosok Abdul Somad merupakan ulama yang mempunyai referensi cukup kuat dalam bidang keagamaan. Dia pun menolak bila ada sejumlah isu terkait SARA yang disuarakan Somad di tiap ceramahnya.
"Lucu memang, saya ketawa-ketawa kalau dengar dia. Dan saya kira dia ustaz yang paling banyak punya referensi. Artinya kalau berbuat begini, langsung haditsnya dia tahu, ayatnya dia tahu atau pun sejarah juga tahu. Luar biasa dia ustaz," papar JK.
Sebagai anggota komisi hukum, Arsul bakal menyuarakan agar aparat keamanan sigap menanggulangi intimidasi yang diterima Abdul Somad. Dia mengimbau kepolisian bisa mempertemukan pihak Abdul Somad dengan pihak-pihak yang menolak.
"Saya nanti di raker komisi III, meskipun ada telegram rahasia dari Kapolri, saya akan minta supaya begitu di daerah muncul kasus-kasus daerah seperti di Jateng dan Jatim, justru jajaran Polri di sana langsung sigap mempertemukan," pungkas dia.
Soal Anti-kebhinekaan Terbantah
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Muhaimin Iskandar juga meyayangkan adanya tindak persekusi terhadap Ustaz Abdul Somad. Dia menilai Abdul Somad punya cara pandang yang sama terkait Pancasila dan NKRI.
Keyakinan Wakil Ketua MPR ini didasari dari hasil dialog secara langsung dengan UAS. Menurut dia, nasionalisme UAS tidak diragukan lagi.
"Saya beberapa waktu yang lalu menemui bersama pimpinan-pimpinan MPR dengan Ustad Abdul Somad. Pada prinsipnya, Ustad Abdul Somad punya pandangan yang sama tentang NKRI tentang kebhinekaan dan Pancasila," ujar Cak Imin di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Senin, 3 September 2018.
Menurut Cak Imin, terkait isu UAS yang selalu dikait-kaitkan dengan organisasi terlarang seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah dibantah dengan tegas oleh UAS. Dalam pertemuannya beberapa waktu lalu, UAS sudah memberikan penjelasan secara rinci mengenai isu tersebut.
"Sehingga, dulu-dulu ada pandangan seolah HTI sudah dibantah oleh Ustad Abdul Somad," ucap Cak Imin seperti dilansir dari JawaPos.com.
Cak Imin sadar, meski telah ada klarifikasi dari pihak UAS, namun klarifikasi tersebut belum diketahui oleh masyarakat luas. Oleh karenanya, Cak Imin menyarankan agar klarifikasi itu terus dilakukan oleh UAS sehingga masyarakat luas ikut memahaminya.
"Oleh karena itu dialog, klarifikasi lebih dibutuhkan agar tidak ada kecurigaan atau pun penghadangan," pungkasnya.
Abdul Somad sendiri dalam ceramahnya saat perayaan HUT MPR RI pada 29 September 2018 lalu membantah kalau dirinya anti-kebhinekaan.
"Saya dituding anti-NKRI, Alhamdulillah saya menyanyikan lagu Indonesia Raya, ikut mengerak bendera di dinding sekolah di sebuah kampung pedalaman," kata Abdul Somad.
Somad sendiri mengaku tudingan itu justru berseberangan dengan anggapan sejumlah petinggi negara, yang justu mengundangnya untuk berceramah. "Setelah tudingan Abdul Somad anti-NKRI, Alhamdulillah saya diundang ke Mabes TNI," ucap dia.
https://www.liputan6.com/news/read/3636680/dakwah-abdul-somad-terhambat-persekusi
No comments:
Post a Comment