Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah hingga saat masih cukup tinggi. Sampai berita ini diturunkan, kurs dolar masih bertahan di atas Rp 14.900.
Pelemahan rupiah ini rupanya dianggap mempengaruhi berbagai sektor tak terkecuali otomotif, termasuk industri pendukungnya, seperti ban impor.
Hal itu disampaikan Deputy General Manager PT YHI Indonesia (ban Yokohama Indonesia), Eka Satria saat peluncuran Advan dB V552 di kawasan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta.
Kemunculan ban terbaru Yokohama Advan dB V552 melalui PT YHI Indonesia dianggap kurang tepat karena kenaikan nilai mata uang dollar terhadap rupiah.
Meski demikian, mereka tak ambil pusing. Menurut Eka, meski ada penurunan penjualan, namun tak ada yang signifikan. Termasuk tak memasang target angka secara khusus untuk kemunculan ban paling baru Advan dB V552.
“Target kami memperkenalkan Yokohama sebagai produk ban berkualitas dan dinikmati masyarakat,” ucap Eka, Rabu (5/9/2018).
Akan tetapi Eka tak menampik, akan ada pengaruh kenaikan dollar terhadap produknya lantaran ban buatannya Impor dari Jepang.
Karena itu, Yokohama Indonesia akan melakukan evaluasi lebih lanjut baik mengenai pasar saat ini dan yang akan datang sehingga bisa memenuhi market share atau sales.
Kata Eka, dengan kenaikan dolar, maka harga ban akan ikut menyesuaikan. Hanya saja, Eka tak menyebutkan berapa kenaikan harga ban Yokohama.
https://www.liputan6.com/otomotif/read/3637344/dolar-melesat-harga-ban-ikut-naik
No comments:
Post a Comment