Liputan6.com, London - Presiden Ekuador Lenin Moreno mengatakan pada Kamis 6 Desember, bahwa syarat-syarat telah dipenuhi oleh pendiri WikiLeaks, Julian Assange, untuk meninggalkan kedutaan negara itu di London. Hal itu sekaligus mengakhiri kebuntuan enam tahun perundingan dengan pihak berwenang Inggris.
"Telah muncul peluang bagi Assange untuk mengambil keputusan pergi dengan bebas," ujar Moreno kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (7/12/2018).
Ditambahkan oleh Moreno, bahwa Inggris telah menjamin Julian Assange (47) --yang berasal dari Australia-- tak akan diekstradisi ke negara manapun, di mana hidupnya bisa berada dalam bahaya.
Ekuador telah mencari cara untuk mengakhiri masa tinggal Assange selama beberapa bulan, di tengah memburuknya hubungan dengan tamu kedutaannya, yang baru-baru ini mengeluh karena akses internetnya dibatasi.
Julian Assange, yang meraih atensi internasional atas pembobolan data pada Kementerian Luar Negeri AS dan Pentagon, telah berulang kali menyatakan ketakutan bahwa Inggris akan mengekstradisi dia ke Negeri Paman Sam, untuk menghadapi dakwaan di sana.
Sebanyak lebih dari 251.000 dokumen rahasia telah dibobol dari kedutaan besar AS di seluruh dunia, yang kemudian dirilis oleh WikiLeaks pada 2010, dan dikutip oleh banyak surat kabar internasional terkemuka.
Hal itu disebut mempermalukan pemerintahan George W Bush di Washington, sekaligus memicu ketegangan dalam hubungan bilateral dengan negara-negara lain.
Simak video pilihan berikut:
No comments:
Post a Comment