Pages

Sunday, January 6, 2019

Rencana Penambahan Robot di Militer AS Picu Persaingan Antar Industri

Liputan6.com, Washington DC - Angkatan Darat Amerika Serikat berencana untuk menambah robotnya. Tidak untuk bertempur --paling tidak belum saatnya-- namun robot ini akan membantu personel di medan tempur.

Robot-robot ini tidak akan dipersenjatai, namun perusahaan yang memproduksi mereka telah terlibat dalam pertempuran yang lain.

Kontrak senilai hampir setengah miliar dolar menjadi taruhan guna pengadaan robot seukuran tas ransel yang dapat menjinakkan bom dan membantu menentukan letak posisi musuh. Kompetisi untuk memproduksi robot jenis ini telah sampai ke Kongres dan pengadilan federal.

Proyek ini dan yang serupa dengannya suatu hari diharapkan dapat membantu pasukan untuk "memeriksa sudut-sudut yang tidak terlihat, melihat apa yang ada di tepian bukit di depan dan membuat robot tersebut menanggung risiko atau ditembaki oleh musuh," ujar Paul Scharre, seorang pakar teknologi militer di Center for a New American Security, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (4/1/2019).

Persaingan sengit untuk membangun robot-robot berukuran kecil ini membuka jendela persilangan antara teknologi dan pertahanan nasional. Hal ini juga menunjukkan bagaimana kekhawatiran bahwa China akan melampaui kemampuan militer AS dalam mendorong pertarungan geopolitik untuk mengungguli lawan-lawannya.

Kondisi ini juga menimbulkan pertanyaan apakah teknologi pertahanan hanya boleh dialihdayakan kepada perusahaan-perusahaan Amerika untuk mencegah risiko kebocoran rahasia kepada musuh-musuh Amerika.

Tidak peduli perusahaan mana yang akhirnya jadi pemenang kontrak, kompetisi ini dapat memperkirakan masa depan dimana robot, yang sudah menjadi piranti militer yang biasa, akan semakin sering dijumpai.

Diperkirakan Tersedia 5.000 Robot untuk Militer

Rencana jangka pendek Angkatan Darat AS saja memperkirakan akan ada 5.000 armada robot darat dengan ukuran yang bervariasi dan tingkat otonomi. Marinir, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara telah berinvestasi dalam bidang serupa.

"Estimasi pribadi saya robot akan memainkan peran signifikan dalam pertempuran dalam waktu sepuluh atau limabelas tahun ke depan," ujar KSAD AS, Jendral Mark Milley, di bulan Mei di depan Senat dimana ia mengajukan anggaran yang lebih besar untuk memodernisir Angkatan Darat.

Milley memperingatkan lawan-lawan Amerika Serikat seperti China dan Rusia "telah berinvestasi dalam jumlah besar dan dalam waktu yang sangat cepat" dalam memanfaatkan robot di udara, laut, dan daratan. Dan sekarang, tambahnya, "kami melakukan hal yang sama."

Perubahan semacam itu akan menjadi "perubahan besar bagaimana pertempuran akan berlangsung," ujar Scharre, yang memuji kepemimpinan Milley untuk mendorong modernisasi.

Ikrar akan dilakukannya investasi besar-besaran oleh Pentagon di bidang robotika telah menjadi bonus tersendiri bagi kontraktor-kontraktor pertahanan di Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan pemula di bidang teknologi. Namun situasinya tidak begitu menjanjikan bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki ikatan dengan entitas asing.

Simak video pilihan berikut:

Menteri pertahanan Amerika Serikat meminta Pentagon untuk segera membayar bonus tentara Amerika yang bertugas di Irak dan Afganistan

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/global/read/3864069/rencana-penambahan-robot-di-militer-as-picu-persaingan-antar-industri

No comments:

Post a Comment