Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pada pembukaan pagi hari, IHSG sempat menguat terbatas.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (7/2/2019), IHSG melemah 11,41 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.536,45. Indeks saham LQ45 tertekan 0,25 persen ke posisi 1.033,03. Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona merah.
Sebanyak 226 saham melemah sehingga menekan IHSG. Selain itu 199 saham melemah dan 121 saham diam di tempat.
Pada Kamis ini, IHSG sempat berada di posisi tertinggi 6.563,98 dan terendah 6.517,22. Transaksi perdagangan saham juga ramai. Total frekuensi perdagangan saham 483.715 kali dengan volume perdagangan 16,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9 triliun.
Investor asing beli saham Rp 295 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) ke posisi Rp 13.973.
Sebanyak 7 sektor pembentuk indeks saham kompak memerah. Sedangkan sisanya 3 sektor menghijau.
Sektor saham perkebunan turun 0,93 persen, dan bukukan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar melemah 0,84 persen dan sektor saham pertambangan turun 0,60 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham CAKK mendaki 34,51 persen ke posisi 152 per saham, saham MPPA melonjak 24,77 persen ke posisi 272 per saham, dan saham SQMI menguat 24,60 persen ke posisi 314 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham CSIS turun 20,83 persen ke posisi 380 per saham, saham INPP merosot 14,84 persen ke posisi 660 per saham, dan saham TMAS tergelincir 13,04 persen ke posisi 800 per saham.
Prediksi Meleset
Gerak perdagangan IHSG pada hari ini tidak sesuai dengan prediksi analis. Sebelumnya,
PT Valbury Capital Management misalnya, mengatakan sentimen internal dan eksternal kini mendukung gerak IHSG untuk melaju positif. Faktor ini kemudian akan mengerek indeks untuk bertahan di zona hijau.
"Dari sisi global, pasar optimistis bahwa perang dagang Amerika Serikat (AS)-China mereda dan terhindar dari risiko penggunaan tarif tinggi. Sentimen ini dapat mengeliminasi ancaman shutdown jilid II," ungkap Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Sedangkan dari dalam negeri, lanjut dia, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terbukti membawa angin segar bagi pergerakan IHSG di bursa saham. Ia memperkirakan IHSG akan menguat di level 6.485-6.583.
"Penguatan rupiah juga didukung oleh sejumlah kebijakan yang dieksekusi pemerintah serta pencapaian ekonomi nasional dengan pencapaian moneter dan fiskal yang menggembirakan sepanjang 2018," jelasnya.
Sementara itu, Head of Reliance Sekuritas Lanjar Nafi berpendapat, aksi beli investor menopang penguatan IHSG lebih lama. Hari ini, ia memprediksi IHSG akan bergerak ke teritori positif di rentang 6.513-6.600.
"Dari dalam negeri investor akan terfokus pada data cadangan devisa dan transaksi berjalan hingga penjualan eceran," ujarnya.
No comments:
Post a Comment