Liputan6.com, Jakarta - Ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) yang diinisiasi Fahri Hamzah menggelar deklarasi untuk cabang DKI Jakarta. Dalam kesempatan ini hadir sejumlah politikus seperti Ketua Umum dan Sekjen PAN, Zulkifli Hasan dan Eddy Soeparno serta Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.
Selain PAN dan Gerindra, Fahri Hamzah mengaku juga mengundang PKS namun Presiden PKS maupun petinggi lainnya tak terlihat hadir. Fahri pun menyinggung bahwa PKS sebenarnya lebih dekat dengan Jokowi.
"Semua diundang, PKS juga diundang. Tapi PKS ini kan menurut saya dengan Jokowi lebih dekat. Kenapa? Karena feodal, enggak terbuka, enggak berani apa adanya. Dan kalau saya boleh ngomong, PKS itu terutama pimpinannya lebih menginginkan Jokowi dari awal. Saya ini kan dipecat gara-gara mereka mulai masuk istana kan," kata dia di Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (3/3).
Absennya PKS dalam acara ini menurutnya karena merasa tidak cocok dengan Garbi. Fahri juga menuding orang-orang PKS tak berani berdiskusi.
"Memang enggak cocok, mereka enggak terbuka. Karena mereka enggak berani diskusi, enggak berani terbuka, orangnya tertutup, enggak berani ngomong. Apa-apa nunggu perintah dari atas, ya enggak bisa. Ini zaman baru," jelasnya.
Dalam sambutannya saat deklarasi, Fahri juga menyinggung pihak-pihak yang membenci ormas bentukannya. Terkait siapa pihak yang disindir, Fahri membantah bahwa pihak pembenci tersebut adalah PKS.
"Bukan (PKS). Mereka tidak menganggap khazanah yang positif. Karena mereka enggak bisa. Orang-orang Garbi ini kan egaliter, terbuka, berani, enggak nunggu komando, orangnya inisiatif. Pokoknya kultur yang dibangun kultur yang lebih kosmopolitan lah. Tapi kalau pimpinannya itu feodal, enggak mau ngomong, enggak mau terbuka, ya enggak bisa cocok sama kita," tutup Fahri Hamzah.
Reporter: Hari Ariyanti
Sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment