Liputan6.com, Jakarta Melahirkan pertama kali tentunya jadi pengalaman tak terlupakan bagi setiap ibu. Namun, ibu muda asal Florida, AS mendapatkan pengalaman melahirkan tak biasa. Penggunaan epidural yang umumnya dipakai untuk meredakan sakit yang timbul ketika melahirkan malah menjadi mimpi buruk baginya.
Selena Gray dibawa ke Sacred Heart Hospital pada 25 lalu karena menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Calon ibu berusia 18 itu mendapatkan prosedur epidural pada tanggal tersebut lalu melahirkan keesokan harinya. Namun, pada 28 Juni pagi, Selena mengunggah status di akun media sosialnya bahwa dokter tak bisa melepas epidural dari punggung bawahnya.
"Dokter-dokter sudah berusaha mencabut epidural dari punggung bawahku selama seharian ini tapi tak bisa. Mereka tak bisa memprediksi apa pun saat ini sehingga aku dipindahkan ke rumah sakit Baptist dan mereka menolak untuk melakukan tindakan padaku."
Sacred Heart Hospital Pensacola menolak untuk berkomentar serta tak segera merespons permintaan temu media.
Menurut American Pregnancy Foundation, anestesi epidural adalah metode paling populer yang digunakan dalam persalinan. Lebih dari 50 persen wanita yang melahirkan di rumah sakit memilih epidural untuk memblok rasa sakit pada bagian tertentu tubuh.
Prosedur epidural diberikan melalui selang kecil atau kateter dan jarum pada punggung bagian bawah. Penggunaan epidural menimbulkan risiko turunnya tekanan darah atau pada kasus ekstrem, kebocoran cairan tulang belakang. Komplikasi lainnya bisa berupa kerusakan saraf permanen, melansir laman New York Post.
Pada kasus Selena Gray, dia mengatakan, epidural tersebut seperti tersedot masuk ke tulang belakang dan perawat tak bisa melepaskan kateter. Karena Baptist Health Care menolak menanganinya, Selena pun dipindahkan ke UF Health Shands Hospital. Dokter rumah sakit UF dapat menananginya dengan baik. Meski begitu, beberapa hari setelahnya Selena masih kesulitan berdiri atau berjalan bila tanpa bantuan.
"Selena sudah pulang ke rumah kemarin dan saat ini tak mampu berjalan tanpa alat bantu (walker). Dia tak bisa berdiri dan menggendong Serenity (bayi Selena) dalam waktu bersamaan. Pagi ini yang merupakan hari ke-6, kondisinya sungguh berbeda. Dia merasakan sakit yang amat sangat dan tak mempu menggunakan walker untuk berdiri. Dia harus diangkat dari sofa dan menangis kesakitan," tulis kerabat Selena, Patricia Alvarado pada 30 Juni mengenai kabar terbaru Selena Gray.
Kasus serupa
Kondisi serupa Selena Gray pernah dialami oleh wanita lain di AS. Amy Bright baru mengetahui jarum epidural menancap di tulang belakang usai melahirkan anak lelakinya 14 tahun lalu. Operasi pengangkatan jarum tersebut dianggap dokter terlalu membahayakan nyawa. Jadi besar kemungkinan Amy harus hidup dengan jarum tersebut bersarang di tubuhnya.
Semula Amy menduga nyeri di punggung belakangnya setelah melahirkan buah hatinya, Jacob pada 2003 lalu hanyalah pegal linu biasa. Namun, nyeri tersebut terus berlanjut dan semakin parah. Ia juga mengalami kerusakan saraf sehingga sulit menggerakkan kaki kiri.
"Aku benar-benar marah, kesal, dan takut. Setiap kali bergerak dan berjalan, membungkuk, berputar, dan tidur, jarum itu bergerak di dalam tulang belakang."
Ia merasakan sensasi terbakar di bagian tulang ekor akibat efek jarum epidural yang menancap. Terkadang sensasi terbakar menjalar dari betis hingga kaki.
Jarum epidural yang menancap di tulang belakang baru terungkap dari hasil CT scan pada November 2017.
No comments:
Post a Comment