Liputan6.com, Denpasar - Sutopo Purwo Nugroho berpulang. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) itu mengembuskan napas terakhir lantaran diserang kanker yang diidapnya sejak 2017.
Meski dua tahun berjuang melawan kanker, Sutopo tak pernah mengeluh. Penyakit yang diidapnya tak membuatnya absen memberikan informasi kepada jurnalis dan masyarakat yang membutuhkan tentang kebencanaan. Ia bertanggung jawab betul terhadap jabatan yang diembannya.
Dalam peristiwa tertentu, menyajikan informasi kepada publik dianggapnya lebih penting ketimbang kesehatannya sendiri. Setidaknya hal itu yang disampaikan Raiza Andini, jurnalis salah satu media online nasional yang aktif meliput bencana.
Sebagai jurnalis, Raiza mengaku amat terbantu dengan informasi yang disajikan oleh Sutopo.
"Pak Sutopo itu dalam hal kebencanaan selalu nomor satu memberikan informasi yang akurat kepada wartawan. Walaupun sakit keras, Pak Sutopo selalu menanggapi pertanyaan wartawan tanpa kenal lelah,” kata Raiza kepada Liputan6.com, Minggu (7/7/2019).
Satu hal yang diingat betul dari sosok Sutopo adalah dedikasinya yang begitu tinggi terhadap informasi kepada wartawan meski ia tengah terbaring sakit.
"Beliau sosok tangguh dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Dulu sempat beliau lagi terbaring sakit di rumah sakit ketika terjadi tsunami Palu, beliau tetap memberikan informasi kepada wartawan," tuturnya.
Hal senada diungkapkan Robinson Gamar, jurnalis Kompas.com. di matanya, Sutopo amat responsive terhadap pertanyaan dan kebutuhan wartawan akan informasi. "Selain itu, dalam beberapa kasus bencana beliau yang pro aktif memberikan informasi," ujarnya.
"Kepekaan beliau dalam memberikan informasi bisa terlihat ketika beliat tidak hanya menyampaikan informasi melalui grup-grup Whatsapp media sosial, tapi melayani informasi secara pribadi," tambah Robi.
Pribadi Tak Kenal Lelah
Kehilangan Sutopo, Robi melanjutkan, tentu merupakan kehilangan besar bagi kalangan jurnalis atau pencari informasi. "Kegigihan beliau patut dijadikan teladan di tengah sakit yang menimpa dirinya, tetap menjalankan tugasnya secara cepat dan profesional. Semoga keteladanan beliau bisa diikuti oleh instansi lain di Tanah Air," harap Robi.
I Gede Nyoman Wiryadinatha, koresponden CNN TV Indonesia seperti tak percaya Sutopo pergi begitu cepat. Pasalnya, lima hari sebelum ia pergi ke Tiongkok untuk pengobatan, Nyoman masih berkomunikasi dengan Sutopo.
Nyoman mengungkapkan, lima hari sebelum berangkat ke Tiongkok dirimya masih berkomunikasi via Whatsapp dengan Sutopo. Beliau sangat perhatian dengan awak media. Dia selalu memastikan saya sebagai jurnalis CNN menerima informasi kebencanaan di seluruh Indonesia melalui Whatsapp.
"Meski saya sudah ada di grup bencana di mana beliau selalu memberikan informasi, namun melalui jaringan pribadi juga beliau selalu kirimkan data," katanya.
Bagi para jurnalis pewarta Gunung Agung, Sutopo sangat membantu pekerjaan jurnalis yang butuh data akurat dan cepat. Di samping itu, Sutopo tak segan meminta bantuan klarifikasi jika ada data atau informasi yang salah dan perlu diperbaiki di media yang telah memuat atau menayangkan.
"Salut pada Humas seperti beliau ini,” kata Nyoman.
No comments:
Post a Comment