Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau di tengah aksi jual investor asing. Penguatan IHSG didukung nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan perdagangan saham, Senin 3 Desember 2018, IHSG menguat 62,19 poin atau 1,03 persen ke posisi 6.118,32. Indeks saham LQ45 mendaki 1,28 persen ke posisi 978,78. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 235 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 177 saham melemah dan 121 saham diam di tempat.
Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.157,30 dan terendah 6.101,74.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 499.742 kali dengan volume perdagangan 13 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 748,66 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di Rp 14.246.
10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham tambang menguat 2,51 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi naik 2,19 persen dan sektor saham pertanian mendaki 2,18 persen.
Saham-saham jadi top gainers di awal pekan ini antara lain saham YULE melonjak 34,46 persen ke posisi Rp 238 per saham, saham ITMA mendaki 25 persen ke posisi Rp 800 per saham, dan saham SURE menanjak 24,90 persen ke posisi Rp 3.010 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MTSM melemah 25 persen ke posisi Rp 222 per saham, saham AKSI tergelincir 14,65 persen ke posisi Rp 338 per saham, dan saham OASA susut 14,37 persen ke posisi Rp 274 per saham.
Bursa saham Asia pun kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 2,55 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,67 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1 persen.
Selain itu, indeks saham Thailand menguat 1,91 persen, indeks saham Shanghai mendaki 2,57 persen, indeks saham Singapura menanjak 2,34 persen dan indeks saham Taiwan menguat 2,53 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG didorong harga komoditas, bursa saham global dan termasuk penguatan nilai tukar rupiah.
“Sentimen itu didukung dari hasil kesepakatan 90 hari gencatan senjata dalam sengketa perdagangan antara AS dengan China di KTT G20 di Argentina,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, untuk sentimen domestik, terlihat data inflasi yang di atas harapan pelaku pasar juga memberikan sentimen positif baik terhadap IHSG dan rupiah. BPS melaporkan inflasi November 2018 sebesar 0,27 persen.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment