Pages

Thursday, January 3, 2019

Awan Topi di Atas Gunung Jadi Fenomena Unik Beraura Positif

Menurut Septima dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Semarang, Lenticular Clouds (Altocumulus lenticularis atau Lenticularis stand altocumulus) merupakan sejenis awan yang unik dan biasanya terbentuk di sekitar bukit-bukit dan gunung-gunung akibat pergerakan udara di kawasan pegunungan.

Awan ini dinamakan lenticularis yang artinya "berbentuk lensa", dan biasanya cukup disebut sebagai awan "lennies".

"Awan aneh atau sebenarnya lenticular dapat dibedakan menjadi Altocumulus Standing Lenticularis (ACSL) yang terjadi di dataran rendah, Stratocumulus Standing Lenticularis (SCSL) pada ketinggian tingkat menengah, dan Cirrocumulus Standing Lenticularis (CCSL) pada ketinggian yang lebih tinggi dari atmosfer," kata Septima kepada Liputan6.com, Selasa (2/1/2018).

Menilik ketinggian Gunung Sumbing yang mencapai 3320 m dpl, maka kemungkinan besar awan ini tergolong jenis SCSL. Awan lenticular mampu bertahan pada posisinya selama berjam-jam, bahkan berhari-hari.

Daya tahan awan lenticular pada posisinya itu disebabkan aliran udara lembab terus menyuplai ke dalam awan ini sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan dalam pembentukannya.

Proses terbentuknya Lenticular Clouds, yaitu terjadi akibat arus udara yang lembab terdorong ke atas dan melintas melalui puncak gunung atau bukit yang menyebabkan kelembaban, sehingga mengembun dan akhirnya membentuk awan ini.

Saat awan lenticular ini terjadi di Gunung Sumbing, pendaki yang merayakan tahun baru di puncak Sumbing mengaku hanya melihat kabut saja. Selain itu, angin juga berembus lebih kencang dari biasanya.

Nur Yahya, salah satu pendaki, mengaku bahwa di puncak Gunung Sumbing, kabut cukup pekat. Kabut tebal itu selain menyebabkan jarak pandang yang pendek, juga udara jadi dingin.

Atas hal ini, Septima menjelaskan bahwa hal itu disebabkan udara lembab stabil naik ke atas gunung. Setelah sampai diatas, maka terjadilah kondensasi.

"Ketika udara lembab bergerak ke area sekumpulan awan itu (palung) awan menguap kembali menjadi uap. Kira-kira seperti itu mudahnya," kata Septima.

Awan ini tergolong awan yang penampakannya sangat langka karena mereka memerlukan gunung atau bukit dengan ketinggian yang cukup serta kondisi meteorologi yang tepat. Awan lenticular umumnya berada pada ketinggian 8.000 hingga 20.000 kaki (2.438 - 6.096 meter).

Simak video pilihan berikut ini:

Muncul awan mirip gelombang tsunami di Makassar. Fenomena ini terjadi pada 1 Januari pukul 08.00 WITA.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/regional/read/3862410/awan-topi-di-atas-gunung-jadi-fenomena-unik-beraura-positif

No comments:

Post a Comment