Pages

Tuesday, November 6, 2018

Miris, Banyak Warga Petobo Alih Profesi Jadi Pemulung

Liputan6.com, Palu - Pasca-bencana gempa bumi yang disertai likuefaksi, banyak warga Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, kehilangan pekerjaan.

"Tidak sedikit harta benda hilang akibat bencana ini, banyak jadi pengangguran termasuk saya," kata Rudi, salah seorang warga setempat yang sebelumnya bekerja sebagai penjaga gudang kakao di Petobo, seperti dikutip Antara, Rabu (7/11/2018).

Fatmawati, warga Petobo lainnya yang dahulu berdagang kios barang campuran mengatakan, dirinya tak lagi punya modal untuk membangun usahanya karena harta bendanya habis diterjang lumpur.

"Saya tidak bisa berbuat banyak, saya hanya bisa bersabar, kondisi kami tinggal di tenda pengungsian sambil menunggu hunian tetap dari pemerintah," turur Fatmawati.

Gempa bumi Magnitudo 7,4 yang mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala mengakibatkan tsunami dan likuefaksi bukan hanya menghancurkan harta benda, melainkan juga menelan lebih dari 2.000 jiwa serta memaksa puluhan ribu warga mengungsi.

Akibat bencana maha dahsyat itu sebagian warga Petobo beralih profesi memungut puing-puing bangunan yang masih bernilai ekonomis kemudian dijual dan hasilnya digunakan untuk bertahan hidup.

Hal tersebut dibenarkan Abdul Naim, Ketua RT 1 RW 5 Kelurahan Petobo. Dirinya mengakui, banyak warga terpaksa mengambil barang-barang bekas di bawah reruntuhan bangunan, besi-besi bangunan bahkan atap seng yang sudah berserakan di tanah untuk dijual.

"Seng dijual dengan harga Rp 15 ribu hingga Rp 25 libu per lembar," kata Abdul Naim.

Kini aktivitas warga di tenda pengungsian sangat terbatas, mereka sehari-harinya saling membahu membangun tempat tinggal mereka yang bersifat sementara, meskipun pemerintah saat ini sedang membangun huntara untuk para pengungsi.

Dengan bahan material seadanya sebagian warga sudah mendirikan tempat tinggal mereka untuk jangka pendek menunggu kepastian pembangunan hunian tetap dari pemerintah.

"Kami butuh hunian, sebab lokasi pengungsian ini gersang sehingga jika siang hari hawanya sangat panas, belum lagi sumber air bersih tidak ada," ungkap Naim menambahkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat 28 September 2018 menimbulkan fenomena likuifaksi atau 'tanah bergerak'.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/regional/read/3686198/miris-banyak-warga-petobo-alih-profesi-jadi-pemulung

No comments:

Post a Comment