Liputan6.com, Jakarta - Kementrian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan kereta bandara menuju Bandara Internasional Yogykarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) yang saat ini tengah dibangun akan selesai dan dapat digunakan pada 2021.
Direktur Angkutan dan Lalu Lintas Dirjen Perkerataapian Kementerian Perhubungan Danto Ristiawan mengatakan, nantinya jalur kereta yang akan dibangun dari Stasiun Wojo, Puworejo hingga menuju ke dalam kawasan Bandara Kulon Progo atau Bandara Internasional Yogyakarta. Jalur tersebut diperkirakan akan sepanjang 5,7 kilometer (km).
"Ada jalur KA (Kereta Api) ke YIA ini akan jadi jalur baru. Jalurnya sepanjang 5,7 km dan akan masuk bandara dari Stasiun Wojo," ujar Danto, Minggu (7/7/2019).
Danto pun menambahkan, rel tersebut akan dibangun dengan dua tipe atau campuran yaitu antara rel layang dan rel yang menapak datar. Dengan rincian, 5 km akan dibangun melayang, dan 0,75 km sisanya akan dibangun menapak datar.
“Nanti akan di mix 5 km elevated, 750 m sisanya at grid, pengerjaannya 2019-2020, 2021 operasi," kata Danto.
Sementara itu, menurut Danto ke depan Stasiun Wojo akan ditingkatkan kapasitasnya, karena stasiun ini merupakan stasiun terdekat dari Bandara Internasional Yogyakarta. Bandara ini juga akan menjadi koneksi utama antara Kereta Bandara dengan Bus Damri.
"Peningkatan Stasiun Wojo, karena stasiun ini akan digunakan sebagai koneksi ke bus Damri. Disana akan ada perluasan parkir, bangunan stasiun, sampai peron. Nantinya dalam 5,7 km waktu tempuhnya 10 menit," pungkasnya.
Pembangunan Bandara Baru Yogyakarta Tercepat di Dunia
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan meskipun baru 65 persen, namun pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo merupakan yang tercepat di dunia karena telah berhasil dibangun dalam kurun waktu satu tahun.
“Saya kira penyelesaian Yogyakarta Internasional Airport ini menjadi bandara yang pembangunannya tercepat di dunia mungkin, hanya dalam waktu 1 tahun lebih sedikit sudah bisa diselesaikan,” ujar Faik saat ditemui di Bandara Internasional Yogyakarta, Jumat (5/6/2019).
Faik menambahkan pembangunan Bandara Yogyakarta diperkirakan akan selesai di penghujung 2019 dan sudah bisa diresmikan oleh Presiden Jokowi.
“Baru 65 persen, 100 persennya nanti kita akan selesaikan di Desember 2019. Iya kita berharap Desember sudah selesai jadi Presiden bisa resmikan Insya Allah tercapai.” ujarnya.
Menurut Faik jika telah rampung, bandara ini dapat menampung sekitar 14 juta penumpang. Sementara itu, meskipun baru 65 persen, bandara internasional ini sudah terlihat mulai beroperasi sejak April lalu, dan hingga saat ini sudah ada dua maskapai domestik yang beroperasi yaitu Batik Air dan Citilink.
Jika telah selesai, Faik menambahkan semua maskapai baik domestik maupun internasional akan mulai beroperasi di Bandara Yogyakarta.
“Semua akan pindah kesini dan dilakukan bertahap internasional akan dilakukan bersamaan dengan domestik,” pungkasnya.
Dilengkapi Kereta Layang di 2020
Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I) tengah menyiapkan kereta bandara dari dan menuju bandara baru Yogyakarta atau yang disebut Yogyakarta Internasional Airport (YIA). Keberadaan kereta tersebut diharapkan mempermudah akses masyarakat ke bandara baru tersebut.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji mengatakan, kereta bandara yang dibangun menuju Stasiun Wojo. Dari stasiun tersebut telah ada jalur kereta eksisting ke Stasiun Tugu yang berada di pusat kota Yogyakarta.
"Yang jelas kereta api akan membangun nanti. Nanti akan ada langsung dari Stasiun Wojo ke YIA akan langsung ada kereta kalayang (elevated) masuk ke sini," ujar dia di Yogyakarta.
Untuk pembangunannya, Angkasa Pura I akan bekerja sama dengan PT KAI di mana untuk jalur kereta di dalam bandara akan dibangun oleh Angkasa Pura I dan di luar bandara hingga ke Stasiun Wojo dibangun oleh KAI. Pembangunan jalur tersebut segera dilakukan sehingga pada 2020 kereta menuju YIA sudah bisa beroperasi
"Segala sesuatu yang langsung dibangun di atas 500 hektare ini yang membangun dan membiayai adalah Angkasa Pura I. Tapi begitu keluar tergantung, misalnya kereta api ya Kereta Api (KAI). Mungkin sebaiknya ditanyakan ke KAI siapa investornya," kata dia.
Devy mengungkapkan, adanya kereta api diharapkan bisa menjadi alternatif bagi masyarakat menuju YIA. Sehingga masyarakat mempunyai banyak pilihan saat akan terbang melalui bandara baru Yogyakarta yang terletak di Kabupaten Kulon Progo tersebut.
"Jadi di sini diharapkan orang punya berbagai macam pilihan tranportasi moda. Satu, mereka bisa naik kereta ini nyambung nanti langsung ke Stasiun Wojo kereta apinya. Kemudian mereka bisa naik bus karena enggak semua bisa lewat jalur kereta kan. Ketiga, tetap pilihan taksi maupun kendaraan pribadi atau sewa kendaraan," tandas dia.
Bandara Baru Yogyakarta Tampung 8 Juta Penumpang di 2019
PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I) hari ini resmi mengoperasikan bandara baru Yogyakarta atau Yogyakarta Internasional Airport (YIA). Citilink Indonesia menjadi maskapai pertama yang terbang komersil dari bandara yang berlokasi di Kulon Progo tersebut.
Angkasa Pura I menargetkan jumlah penumpang di bandara baru Yogyakarta ini mencapai 8 juta penumpang hingga akhir tahun ini.
"Minimum 8 juta per akhir tahun ini," ujar Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji, di Bandara Internasional Yogyakarta.
Dia mengungkapkan, angka tersebut merupakan jumlah penumpang yang ada di Bandara Adisutjipto saat ini. Dengan beroperasinya YIA diharapkan penumpang yang sebelumnya menggunakan Bandara Adisutjipto bisa beralih ke YIA ini.
"Karena gini, kapasitas Yogyakarta (Adisutjipto) 1,8 juta tetapi penumpangnya 8,4. Berarti kan sudah lebih dari 400 persen, dan itu yg harus bisa pindah ke YIA," kata dia.
No comments:
Post a Comment